Friday, June 27, 2008

Si Misterius

Ini cerita tentang pengalaman sahabat saya.
Suatu hari dia kedatangan orang penting di kantornya. Layaknya inspeksi mendadak, mereka satu per satu pun mempresentasikan pekerjaan masing-masing. Seperti konsultasi dokter, mereka bergantian masuk ke ruangan si orang penting itu. Layaknya ruang tunggu dokter juga, situasi itu pun sering membuat kebanyakan orang was-was akan hal-hal seperti; 'penyakit yang diderita', 'biaya yang dibebankan', dan lain-lain seterusnya.

Beberapa kolega kantornya sudah keluar dari ruangan itu dengan muka sumringah. Pertanda mendapat hasil yang bagus. Atau komentar yang bagus, syukur-syukur pujian. Bisa selangit rasanya. Orang penting gitu lho... Namun tidak demikian halnya dengan sahabat saya ini. Dari semua kolega kantornya yang masuk ke ruangan tadi, dia malah orang yang paling lama harus berada di ruangan itu. Dan bisa ditebak juga, hasilnya bukanlah kabar baik. Padahal sahabat saya ini bukanlah bodoh. Cemerlang, bisa dibilang begitu.

Ketika keluar dari 'ruangan gas' dengan wajah yang sedih, salah satu temannya dengan penasaran bertanya apa yang terjadi. Dengan masih lesu dia kemudian menjabarkan apa saja yang dikatakan si orang penting tadi di dalam. Bahwasanya sahabat saya itu ternyata kurang dalam ini dan itu. Harus lebih begini dan begitu. Lebih diarahkan ke sini daripada ke situ. Jangan terjebak ke ini, mendingan alihkan ke yang lebih baik. Dan masih banyak lagi. Cukup membuat dia sangat rendah diri di mata teman-temannya. Tentu saja teman-temannya, malah bukan si orang penting itu. Hehehe.

Dari keminderannya kalau dibandingkan dengan teman-temannya yang lain tadi, sebenarnya sahabat saya itu mendapat pelajaran yang jauh lebih berharga dari sekedar 'masuk-ya-senang-keluar dengan muka bangga' tadi. Bagaimana tidak, hanya dia yang mendapat pengarahan langsung dari orang penting tadi. Dia pun berkesempatan mengetahui kesalahan-kesalahan yang dia sering tidak sadari sebelumnya. Sebagai bonus, dia pun mendapat anjuran akan apa yang mestinya dilakukan! Satu kelebihan yang teman-temannya tidak dapat. Walau pun, hehehe... mungkin juga teman-temannya yang lain tadi sudah tidak perlu bimbingan lagi.

Tapi, sesering apa sih kita bisa melihat sebuah proses dengan jelas dan mengerti lalu kemudian mendapat berbuat sesuatu yang lebih baik lagi dari situ?
Kalau sedang dalam suasana khusyuk dan ideal setelah membaca bacaan seperti ini sih, saya akan bilang "Setiap saat doooong..."
Tapi come on lah, enggak kan?

Saya bersyukur bisa mendengar cerita ini. Seperti menyadarkan saya dari doa-doa yang sering saya tunggu jawabannya. Daripada menunggu, ternyata kita bisa melihat jawaban itu dari sisi lain. Semua tanda-tanda alam, bahkan kejadian sehari-hari. Lagian, saya juga belum pernah ngobrol ama Tuhan; saya berbicara, dia membalas langsung. secara audio! Dia selalu menjawab dengan caraNya.

Si misterius!