Monday, August 14, 2006

Gua Bukan Brad Pitt

Masih segar di ingatan gua betapa geramnya gua ketika pertama kali mendengar lagu "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain" oleh Dewa19 dikumandangkan di radio. Huh! Intro lagu itu sangat mirip dengan lagu "The Other Side"-nya Toto*. Memang pada saat itu warna musik Dewa19 kerap sekali dibandingkan dengan Toto. Dan konon pada awal-awal karir mereka, Dewa19 memang sering membawakan lagu-lagu dari Toto. Sejak saat itu gua selalu memandang Dewa19 dengan sebelah mata.

Sampai akhirnya Once menggantikan Ari Lasso. Warna musik Dewa -yang kali ini lebih terdengar Queen, sesekali Genesis dan Led Zeppelin- pun semakin 'kaya'. Meski orang-orang semakin menuduhkan plagiarisme Dhani dalam berkarya, namun tidak seorang pun sekarang yang bisa membuktikan bahwa lagu-lagu mereka sekarang hanyalah contekan. Pengembangan dan adaptasi kekinian mereka sudah sangat baik diejawantahkan ke dalam musik Dewa. Terinspirasi, memang. Mengambil elemen musik dari grup tertentu, memang.

Mencoba menjadi Freddie Mercury? Peter Gabriel? Rhoma Irama?
Gua rasa Dhani dan Dewa19 sangat senang menjadi dirinya sendiri.

Enough about them lah. Mari kita bahas diri sendiri.

Sudah sejauh apa kita menjadi diri kita sendiri. Menjadi turunan dari bapak-ibu kita tanpa menjadi bapak-ibu kita sendiri. Bagaimana pohon itu harus berbuah lebih baik. Seperti menabung dan bunganya.
Sejauh apa kita mau menghargai diri sendiri tanpa harus membeo kepada orang lain. Sekolah lain. Kantor lain. Musik lain. Negara lain.
Dan sejauh mana kita mau memahami bahwa konsep 'orisinalitas' hanya datang dari jati diri kita sendiri.
Mustahil gua bisa menjadi Sting, Arsene Wenger, Brad Pitt dan Jojon sekarang ini. Namun baik buruknya inspirasi yang telah mereka berikan bisa menjadikan jati diri gua yang lebih baik.

Menjadi diri sendiri bukan sebuah perbuatan cela. Yang tidak perlu malu kalau tidak sama dengan si A. Yang tidak merasa kekurangan ketika si B berlebihan. Yang bisa mengetahui keunggulan lain yang si A dan si B tidak punya. Dan ketika menyebutkan namanya pun, tidak perlu membubuhkan 'aku anak (kepala) desa'.

Dulu Einstein dianggap jenius. Mungkin pada saat itu hanya sedikit orang yang mau mempunyai jati diri.


Terinspirasi tulisan "Pretentious"-nya Yoga, "Internasional"-nya Glenn dan buku "...Opposite"-nya Paul Arden.


* Kalau ada yang punya album Sting "Bring On The Night (Live)", coba simak lagu "We Work The Black Seam". Simak juga lagu "Yogyakarta"-nya Kla Project.

10 Comments:

Blogger Stevie Sulaiman said...

Thierry siapa? Ooo... anak asuhnya Arsene Wenger itu ya? (pake logat Basuki pula)

Hehehe...

Monday, August 14, 2006 3:44:00 pm  
Blogger Unknown said...

Di jaman copy paste gini orisinalitas emang barang langka Dik

Monday, August 14, 2006 9:52:00 pm  
Anonymous Anonymous said...

Halo Diki the Rock Star!








*duh gak nyambung yah komen gue? :P*

Monday, August 14, 2006 11:16:00 pm  
Blogger dikisatya said...

Stip: Vhaaaaii??? vhaaaaiii?? *tak kalah basuki*

Yoga: Makanya, don't try so hard immitating. Hehehe..

Alia: Haaaaaai

Tuesday, August 15, 2006 11:06:00 am  
Blogger Bucin said...

dejavu... kaya'nya pernah ngobrol malam hari dg topik kaya' gini...
qeqeqe.

tapi pernah terjadi sama gw (and still i think). dulu pengen banget sejago paul gilbert ataw eddie van halen tp ga bisa2. di tengah keputusasaan gw mencoba menjerit selepasnya lewat pentatonik minor blues yg sangat sederhana itu. anehnya, menurut temen2, gw jadi lebih berjiwa.


kalo melihatbprinsipnya glenn, lebih susah bikin yang baru daripada bikin yg bagus.

Tuesday, August 15, 2006 12:28:00 pm  
Blogger dikisatya said...

Betul, Cin!
Ketika mendengar Neil Finn dengan sederhana menyanyikan lagu-lagu Crowded House dengan chord yang sederhana pula, yang sangat terasa malah jiwa melodi itu sendiri.

Nah.. dengerin dah tuh KEANE.

Tumben gua setuju ama Bucin.

qeqeqeqeqeqeq

Tuesday, August 15, 2006 2:02:00 pm  
Blogger oca said...

topiknya menarik nih buat dibahas..
kalo kamu bukan brad pitt, terus kamu siapa dong??
-salam kenal-

Tuesday, August 15, 2006 7:23:00 pm  
Blogger rangga said...

disaat semua menjadi sama, kita hanya bisa lepas dengan menjadi kita sendiri...

karena setiap manusia punya keunikan sendiri bukan...

loe ama gua maen beatles, bakal kerasa mana beatlesnya diki -yang lebih bagus- dan beatlesnya rangga -yang lebih cupu-

tapi peduli amat toh? gua ya gua...

hehehe.

keep on rockin', bro!

Tuesday, August 15, 2006 9:42:00 pm  
Blogger dikisatya said...

Haihai Oca!
Pertanyaan yang bagus sekaligus bisa bikin jebakan :)
Akyu, ya Diki Satya.

Rangga,
Ketika kita menjadi sendiri, masa sih kita gak cari teman?
Ihihihihihihi..

Wednesday, August 16, 2006 12:46:00 am  
Blogger dikisatya said...

Akbar,
Orisinil itu sesuatu yang orang tiru. Sumpe.

Friday, August 18, 2006 11:54:00 pm  

Post a Comment

<< Home