Bola Pasti Berlalu..
Siapa pun yang menjadi pemenang di Piala Dunia 2006 ini, haruslah berbangga olehnya. Bagaimana pun mereka mewakili generasi baru persepakbolaan era sekarang. Konon pesta akbar dunia kali ini sarat dengan kontroversi. Tentu saja tentang diving dan gampangnya kartu kuning dan merah diacung oleh wasit.
Franz Beckenbauer, legenda sepakbola dari Jerman itu pun ikut gerah dengan fenomena di atas. Sampai-sampai dia ingin mengadakan sebuah seminar khusus membahas perilaku anak-anak nakal sepakbola itu. Bisa dimaklumi, di zamannya do'i, menerima hadiah tendangan penalti oleh wasit bisa dilihat sebagai hal yang tidak begitu penting. Cukup dilakukan sekedarnya saja. Tanpa harus ngotot menjadikan itu sebagai salah satu poin kemenangan.
Lucu juga sih. Seperti halnya Beckenbauer, gua juga mungkin pernah merasakan kegelisahan bapak tua ini. Tepatnya ketika gua berhadapan dengan fenomena-fenomena sekarang. Khususnya ketika mendapati adik-adik sekarang yang semakin advance dalam banyak hal. Bagaimana mereka bertingkah, berfesyen, bermusik dan lain-lain. Banyak juga yang tidak berterima di benak gua yang bisa dibilang.. remaja uzur.
Tapi jangan salah. Gua (atau kita!!) juga pernah mengalami phase yang sama. Bagaimana kita bertingkah aneh dengan sepatu Converse belang. Manjangin buntut rambut. Berlenggak-lenggok breakdance a la Turbo. Atau sekedar malu-malu menggandrungi Tommy Page dan Metallica!
Coba pikirkan, apa kira-kira yang ada di benak kakak-kakak pendahulu kita ketika mendapati kita berlagak seperti itu? Mungkin mereka langsung berpaduan suara : Badaaaai pasti berlaluuu..
Norma-norma sudah banyak yang berubah. Teknologi berkembang secepat kita mengerjapkan mata. Tidak lagi secepat membalikkan tangan. Sebagai hasilnya, cara berpikir kita pun lambat laun dipaksa untuk bereaksi lebih cepat.
Keperdulian Opa Beckenbauer dan segenap dunia yang bersuara sama tentu saja bukan pada kecanggihan teknologi atau ketertinggalannya oleh zaman. Ada satu esensi yang harus ditegakkan. Kebenaran.
Segala bentuk kemenangan jika dilakukan dengan benar akan terlihat pantas. Tanpa kekurangan sana-sini.
Cukup banyak pelajaran di kitab suci, ajaran agama dan dongeng-dongeng tidur yang memberikan referensi tentang itu.
Tinggal dicopy paste saja.
ps. Tulisan isi sekaligus mengakhiri bulan bola di blog ini.
Terima kasih! Ole! Ole! Ole!
Franz Beckenbauer, legenda sepakbola dari Jerman itu pun ikut gerah dengan fenomena di atas. Sampai-sampai dia ingin mengadakan sebuah seminar khusus membahas perilaku anak-anak nakal sepakbola itu. Bisa dimaklumi, di zamannya do'i, menerima hadiah tendangan penalti oleh wasit bisa dilihat sebagai hal yang tidak begitu penting. Cukup dilakukan sekedarnya saja. Tanpa harus ngotot menjadikan itu sebagai salah satu poin kemenangan.
Lucu juga sih. Seperti halnya Beckenbauer, gua juga mungkin pernah merasakan kegelisahan bapak tua ini. Tepatnya ketika gua berhadapan dengan fenomena-fenomena sekarang. Khususnya ketika mendapati adik-adik sekarang yang semakin advance dalam banyak hal. Bagaimana mereka bertingkah, berfesyen, bermusik dan lain-lain. Banyak juga yang tidak berterima di benak gua yang bisa dibilang.. remaja uzur.
Tapi jangan salah. Gua (atau kita!!) juga pernah mengalami phase yang sama. Bagaimana kita bertingkah aneh dengan sepatu Converse belang. Manjangin buntut rambut. Berlenggak-lenggok breakdance a la Turbo. Atau sekedar malu-malu menggandrungi Tommy Page dan Metallica!
Coba pikirkan, apa kira-kira yang ada di benak kakak-kakak pendahulu kita ketika mendapati kita berlagak seperti itu? Mungkin mereka langsung berpaduan suara : Badaaaai pasti berlaluuu..
Norma-norma sudah banyak yang berubah. Teknologi berkembang secepat kita mengerjapkan mata. Tidak lagi secepat membalikkan tangan. Sebagai hasilnya, cara berpikir kita pun lambat laun dipaksa untuk bereaksi lebih cepat.
Keperdulian Opa Beckenbauer dan segenap dunia yang bersuara sama tentu saja bukan pada kecanggihan teknologi atau ketertinggalannya oleh zaman. Ada satu esensi yang harus ditegakkan. Kebenaran.
Segala bentuk kemenangan jika dilakukan dengan benar akan terlihat pantas. Tanpa kekurangan sana-sini.
Cukup banyak pelajaran di kitab suci, ajaran agama dan dongeng-dongeng tidur yang memberikan referensi tentang itu.
Tinggal dicopy paste saja.
"Kini semua bukan milikku..
Musim itu t'lah berlalu
Matahari seg'ra berganti
Badai pasti berlalu.."
Chrisye
ps. Tulisan isi sekaligus mengakhiri bulan bola di blog ini.
Terima kasih! Ole! Ole! Ole!
2 Comments:
Well as the worldcup fever deminishes - another one will arrive..:)
May you be satisfied with the game - I know I do, aprt from the poor satellite reception when the rain comes suringthe live event (Damn!)
-----
Nice to have found this blog, kind regards from West Africa :D
To have France reached the final, damn right I am!
As SCTV is the only official broadcast here, a lot of people here are suffering the same 'kena angin dikit kabur'. (No cable connections allowed to broadcast. Nor other private stations. So for those who had stylishly used those cable will have to enjoy it with 'antena dalem/luar') hehehe..
Oh ya, you might miss Titi Prabowo presenting/commenting the games here. Phenomenal.
Post a Comment
<< Home