Tuesday, August 08, 2006

Insomnia

"Mak, aku pergi dulu. Berperang. Saudara-saudara kita dibunuh. Martabat moyang kita diejek-ejek. Nantikan pulangku dengan darah di bajuku." Anak itu pergi dengan sejuta semangat menggegap di dadanya. Tak didengarnya juga ibunya yang mengisak tangis.

"Ayo bung, bakar tempat ini. Demi kebenaran. Demi kebencian. Demi ketidak adilan yang mereka tebarkan selama ini. Demi kulit kita." Maka terbakarlah impian seorang pengusaha kecil yang baru saja jatuh cinta dengan gadis pribumi itu.

"Baiklah. 60-40. 5 persen setiap tahunnya. Atas namakan Amerika. Beberapa Jahudi. Orang-orang itu sangat suka melawan bangsa-bangsa itu. Luncurkan saja." Dan menangislah ibu-ibu yang terbangun oleh gempuran pagi dini hari itu. Teriakan histeris itu pun memanggil "Allah.."

"Kami tidak akan begini kalau mereka tidak begitu. Hendaklah mereka seperti itu agar kami bisa seperti ini. Sebaiknya pula orang lain seperti kami, tidak seperti mereka. Begini caranya:.." Mata-mata sipit itu berteriak tentang mata-mata sipit lawannya. Aku mencoba menjadi penerjemah muka-muka marah di televisi itu. Apa iniii, apa ituu..

Dan anak itu tadi terkesiap dari dendamnya. Segera dibayarnya mie instan tadi dan berlalu pergi. Pacarnya baru saja sms. Kangen.

Gerombolan itu sedang berlari terkencing-kencing dikejar pasukan keamanan. Yang temannya sendiri. Kulit mereka sama. Pengusaha tadi entah ke mana. Tidak ada juga yang perduli. Tetapi mereka sekarang sama lelahnya, berlari di tengah malam.

Si otak persenan itu tadi orang Cina. Kemarin orang Arab. Seminggu lalu terlihat seperti orang Amerika. Besok mungkin seperti Jahudi. Seperti FBI, KGB, Mossad, BIN, GIGN dan singkatan lainnya. Seperti nama-nama anonymous di blog. Sepertinya benar. Sepertinya salah. Seperti pengecut.

Dan 2 moyang bersaudara tadi pun masih berseberangan. Seperti agama yang mereka anut. Seperti kepercayaan dan istiadat yang mereka agamakan. Di dalam yang bumi yang sama, mereka harus ciptakan perbedaan. Seperti iklan saja.

Lalu bagaimana aku harus tidur malam ini? Mimpi ini sangat sulit.

Teringat lagu Runaway Train dan Misery, Soul Asylum.
Thanks ke Hari Prasetyo yang sudah mengingatkan.