Wednesday, June 08, 2005

Hujan, Sekali Lagi.

Image hosted by Photobucket.com
Sore itu pukul 4.30, hujan.
Sebentar lagi jam pulang kantor. Pasti macet dah. Seperti pernah gua bahas di tulisan sebelumnya, pikiran-pikiran standar akan hujan di kota metropolitan pun muncul. Apalagi kalo bukan macet.

Teman-teman lain di kantor juga mulai misuh-misuh. Beberapa dari mereka terpaksa harus membatalkan rencananya atau paling tidak merevisi jadwal ketemuan setelah after office. Gua cuma bisa tersenyum kecil ngeliat itu semua. Bukan apa-apa, mau dibilang apa lagi.. Emang udah kayak gitu bukan? Hehehe.. Lagian sejak kapan gua bisa pulang tenggo jam 5? Eperteising gitu lhoooh..

Gua tinggalin mereka ke belakang untuk ngerokok. Di sana udah duduk Pak Budi Tato di pojokan. Ngerokok sambil termenung di depan jendela memandangi mobil-mobil yang mulai membentuk barisan semut. Nikmat sekali tampaknya. Untuk mengetahui keberadaan gua di situ, gua pun menegur Pak Budi Tato. Lengkap dengan obrolan santainya:

"Wah.. Ujan nih Pak. Kayaknya bakal macet lagi deh nih." ujar gua. Lantas gua mulai berceloteh tentang hal yang itu-itu lagi (Iya, tentang hujan di kota metropolitan. Red). Basi banget deh gue! Rutukan kok dijadiin basa-basi sih Dik?.
Cukup panjang penjabaran gua tentang situasi hujan tadi ke Pak Budi. Dia sesekali hanya menanggapi dengan "heheh..heheh.." sambil tak lupa senyum.

Sampai akhirnya gua udah kehabisan enerji dan bahan untuk ngalor ngidul, dia pun mulai berbicara. Sedikit sekali. Begini: "Yah lumayan lah Dik. Hujan sejam saja udah bisa ngebersihin pohon-pohon dari debu mobil-mobil itu.."

Sesaat terdengar gledek yang keras banget!
Bukan di luar sana. Di hati gua.

Pak Budi ngga perlu tau tentang kemacetan yang ditimbulkan hujan. Atau banjir yang mengancam karena hujan berlebihan. Apalagi rutukan gua!
Dia cukup senang dengan bersihnya dahan dan ranting tinggi, yang hanya hujan yang bisa menyapunya. Dia sangat terhibur melihat daun yang hijau berkilau, warna kayu yang segar dan harum tanah yang semerbak setelah hujan.

Sekali lagi dia ngga perlu tau segala rutukan gua, produk metropolitan.

"Seperti hujan, kau basahi jiwa yang kering.."
Hidup Itu Indah, Dewa

5 Comments:

Blogger celotehalia said...

ach dasar produk metropolitan nih hihihi
;)

Thursday, June 09, 2005 8:35:00 am  
Anonymous Anonymous said...

produk metropolitan memang suka rada nyinyir, al ;)
Diki! knapa judul blognya ganti? Lebih oke yg lama ah, "somewher only we know" lebih dalem gituu...

anisinam.multiply.com

Friday, June 10, 2005 7:38:00 pm  
Blogger loucee said...

harusnya dia tinggal di glasgow... :D

Saturday, June 11, 2005 8:30:00 am  
Blogger dikisatya said...

niken: salam sudah dilaksanakan!

alia : kan yang penting kece. ngga memble.

anisinam: nyinyir? emang gua gandhi? hikikikikikik.. btw, jawaban judul blognya udah gua jawab yaa.. di postingan setelah ini.

lusita: iya. sama lembu2 gondrong.

Sunday, June 12, 2005 9:20:00 pm  
Blogger Unknown said...

ah daleman "di pelipir zaman" ah...
ah cakep ah postingannya...

=)

Tuesday, June 14, 2005 12:08:00 pm  

Post a Comment

<< Home