Pengembara dan Orang Tua
Dalam perjalananku, sampailah aku di sebuah negri. Di sana aku bertemu dengan seorang tua.
"Aku adalah pengembara. Negriku sudah hancur dan tiada", jawabku ketika ia bertanya bagaimana aku bisa sampai di sini.
Dia lantas bercerita tentang kemakmuran dan kejayaan negri itu serta jasa-jasa yang telah ia sumbangkan kepada negrinya.
"Ijinkanlah aku bermalam di sini, bahkan besok.." pintaku
"Apa yang kau punya?" selidiknya
"Yang ku punya hanya talenta, jiwa dan badan yang muda" jawabku
Orang tua itu tersenyum dan berpaling pergi. Dikenangnya kembali kejayaannya itu sampai aku tak dapat lagi mendengarnya ketika ia dikejauhan. Tak lupa ia berterima kasih telah mengenalku. Pengembara.
Esok harinya, kucari dan kutemukan lagi dia.
"Bolehkah aku tinggal di sini?" tanyaku lagi.
Kali ini dia tidak tersenyum. Bahkan kecut. Masih bermimpi dia mungkin. Diberinya aku nasihat, pandangan hidup dan hal-hal kebajikan lainnya. Untuk jiwaku yang muda, katanya. Masih banyak lagi sampai aku menjadi tak mengerti lagi. Aku pengembara, belum setua itu,pikirku.
"Baiklah aku pergi, kan kucari negri lain.." aku beranjak pergi.
Dia pun tersenyum dan berterima kasih lagi telah mengenalku.
Kutinggalkan orang tua itu, dengan maafnya.
16 November 2001
Cerita tentang seseorang yang gua ketemu baru2 ini.
"Aku adalah pengembara. Negriku sudah hancur dan tiada", jawabku ketika ia bertanya bagaimana aku bisa sampai di sini.
Dia lantas bercerita tentang kemakmuran dan kejayaan negri itu serta jasa-jasa yang telah ia sumbangkan kepada negrinya.
"Ijinkanlah aku bermalam di sini, bahkan besok.." pintaku
"Apa yang kau punya?" selidiknya
"Yang ku punya hanya talenta, jiwa dan badan yang muda" jawabku
Orang tua itu tersenyum dan berpaling pergi. Dikenangnya kembali kejayaannya itu sampai aku tak dapat lagi mendengarnya ketika ia dikejauhan. Tak lupa ia berterima kasih telah mengenalku. Pengembara.
Esok harinya, kucari dan kutemukan lagi dia.
"Bolehkah aku tinggal di sini?" tanyaku lagi.
Kali ini dia tidak tersenyum. Bahkan kecut. Masih bermimpi dia mungkin. Diberinya aku nasihat, pandangan hidup dan hal-hal kebajikan lainnya. Untuk jiwaku yang muda, katanya. Masih banyak lagi sampai aku menjadi tak mengerti lagi. Aku pengembara, belum setua itu,pikirku.
"Baiklah aku pergi, kan kucari negri lain.." aku beranjak pergi.
Dia pun tersenyum dan berterima kasih lagi telah mengenalku.
Kutinggalkan orang tua itu, dengan maafnya.
16 November 2001
Cerita tentang seseorang yang gua ketemu baru2 ini.
(Sebuah tulisan lama yang secara tidak sengaja ketemu lagi. Ada rindu, geli, takjub bercampur-campur. Akan sesuatu yang pernah dicipta, dirasa, bahkan dikecup.)
3 Comments:
meski sudah sekian postinganku tak kau komeni, aku tetap setia mengomeni postinganmu
termasuk yang satu ini
meski ku tak mengerti maksudnya
...
..
.
Baiklah Cin..
Cerita ini mengenai keangkuhan. Kejelasan selanjutnya kita bisa diskusikan dari kisi-kisi kubikal kita bukan? :)
mungkin kita gak bisa ngerti
karena waktu itu (waktu tulisan ini dibuat) diki masih diki yang lama?
hehehehehe
Post a Comment
<< Home