Tulislah Kebenaran
Seorang, bahkan beberapa, pernah mengusulkan kepada gua supaya suatu saat membukukan artikel-artikel di blog "di pelipir zaman" ini. Dan di beberapa kali juga gua masih menjawab dengan pernyataan yang sama. Bahwa isi dari blog ini merupakan catatan keseharian saja dan bahasan-bahasannya pun atas apa yang sedang terjadi pada saat itu juga. Jadi ketika suatu saat dibaca lagi, mungkin sudah tidak up to date. Begitu selalu jawab gua.
Tapi Arsene Wenger, pelatih sepakbola Arsenal yang sangat gua kagumi, punya susunan kata yang sangat tepat yang bisa gua pakai kemudian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.
''It has to be something like a legacy, where you say it can help some people.''
Dwewew! Tanpa harus berkesan subjektif pada orangnya, gua sangat setuju dengan kalimat itu. Seharusnyalah sebuah buku itu membawa alam pikir pembaca ke sebuah format dunia lain, mendapat penyegaran, menggagas sesuatu dan kemudian kembali ke dunia nyata. Lalu mencoba membuat perubahan.
Buku apa pun lho. Stensilan porno sekali pun bisa membuahkan sesuatu kalau kita bisa melihat 'enerji' yang benar. Tinggal cocokin aja definisi 'benar' tadi. Buku provokasi, propaganda atau buku-buku pendikte lainnya juga bisa dibaca dengan sikap anti dot.
Waktu pacaran dulu, istri gua juga pernah bilang 'Sekali saja kita menuliskannya dalam tuturan kata, itulah kebenarannya.' Dan pada kesempatan lain dia juga bilang '...dan apa yang tertulis itu harus bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.' (And look at us now)
Berbekal 2 orang berpengaruh ini gua bisa menyimpulkan apa saja yang baik untuk terciptanya sebuah buku. Tulislah kebenaran. Inspirasi bisa datang kapan saja. Referensi sudah bertebaran berabad-abad. Penokohan pun sudah banyak yang mirip Tuhan (demikian juga penulis-penulisnya). Pesan yang disampaikan bisa sangat beragam dan kompleks. Namun esensinya tetaplah harus satu: kebenaran.
Jadi kapan?
God knows. Yang pasti blog ini juga gua jaga kebenarannya.
Tapi Arsene Wenger, pelatih sepakbola Arsenal yang sangat gua kagumi, punya susunan kata yang sangat tepat yang bisa gua pakai kemudian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.
''It has to be something like a legacy, where you say it can help some people.''
Dwewew! Tanpa harus berkesan subjektif pada orangnya, gua sangat setuju dengan kalimat itu. Seharusnyalah sebuah buku itu membawa alam pikir pembaca ke sebuah format dunia lain, mendapat penyegaran, menggagas sesuatu dan kemudian kembali ke dunia nyata. Lalu mencoba membuat perubahan.
Buku apa pun lho. Stensilan porno sekali pun bisa membuahkan sesuatu kalau kita bisa melihat 'enerji' yang benar. Tinggal cocokin aja definisi 'benar' tadi. Buku provokasi, propaganda atau buku-buku pendikte lainnya juga bisa dibaca dengan sikap anti dot.
Waktu pacaran dulu, istri gua juga pernah bilang 'Sekali saja kita menuliskannya dalam tuturan kata, itulah kebenarannya.' Dan pada kesempatan lain dia juga bilang '...dan apa yang tertulis itu harus bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.' (And look at us now)
Berbekal 2 orang berpengaruh ini gua bisa menyimpulkan apa saja yang baik untuk terciptanya sebuah buku. Tulislah kebenaran. Inspirasi bisa datang kapan saja. Referensi sudah bertebaran berabad-abad. Penokohan pun sudah banyak yang mirip Tuhan (demikian juga penulis-penulisnya). Pesan yang disampaikan bisa sangat beragam dan kompleks. Namun esensinya tetaplah harus satu: kebenaran.
Jadi kapan?
God knows. Yang pasti blog ini juga gua jaga kebenarannya.
"Kebenaran saat ini, bukanlah kebenaran saat nanti
Kebenaran bukanlah kenyataan"
Hidup Adalah Perjuangan, Dewa.
Kebenaran bukanlah kenyataan"
Hidup Adalah Perjuangan, Dewa.
7 Comments:
Bucin, jangan diartiin harafiah ya.
Trus gimana dengan bukunya A.Cole? Si Wenger bisa terima gak ya kejujuran A.Cole? Denger-denger sih Wenger gak akan baca buku itu...
Lah gimana mau baca. Wong menang aja belum di season ini :)
Salam kenal kalau belum kenal! :)
and the truth shall be written...
rock on!
ngehek. mind reader lo ya?
blom ngomen udah direply.
ya udah... ga jadi ngomen.
bukannya buku "Best Seller" Lanturan yg Relevan-nya Om BH juga berawal dr kumpulan tulisan di Blog ??
Bucin:
qeqeqeqeqeqeqeq
Budi:
Bukan, Bud.
Itu kumpulan celoteh-celotehnya di sudut-sudut bar dengan bir di tangan. Hehehe...
Post a Comment
<< Home