Sebelum ke Citra Pariwara*
Ini temuan yang menarik pada sesi blogwalking gua pagi ini. Entah mereka janjian atau sama-sama baru disamber gledek, gua mendapati 2 orang ini sedang dalam turbulence yang sama.
Yang satu sedang eneg dengan ke-Jakarta-an (Jakarta sebagai barometer gaya hidup dan kelangsungan hidup orang banyak, di Indonesia). Begah dengan pengaruh-pengaruh luar yang menuntut kita akhirnya menjadi lebih mirip dengan boneka ketimbang menjadi orang bule sekalipun. Konon akhirnya dia menemukan sebuah lorong di tahun 1940an dan mendapatkan 'kedamaian' di situ.[+]
Yang satu lagi.. Mmm.. Mungkin emang pada dasarnya dia tuh orang ndeso ya. Pun sedang dalam proses pencarian sesuatu yang pure. Pure yang hanya bisa dimengerti kalau dicerna. Bukan tampilan kulit telanjang atau semata-mata melepaskan atribut kematerialistisan untuk bisa dibilang sederhana atau decent. Yang kalau bahasa canggihnya "It takes one to know one".[+]
Gua senang sekali dengan kegelisahan mereka. Ada spirit ke-endonesa-an yang kental di situ. Ada sebuah kerinduan yang mendasar dari kegelisahan tadi. Kerinduan untuk menjadi diri sendiri. Menjadi orang bernegeri masa kini.
Yoi. Masa kini. Yang tidak mesti mengacu pada pelajaran PSPB. Atau memulai sebuah kalimat spanduk : "Dengan Semangat... Mari Sukseskan.." Sudah mengenal kopi Starbucks dan masih minum tubruk. Bisa berbahasa Inggris tanpa harus jadi orang asing. Dan mulai melihat angkot sebagai fungsi, tidak gengsi.
Dan lebih serunya lagi, dari kegelisahan-kegelisahan ini, akan lahir gagasan baru. Tidak selalu penting apa hasilnya. Namun perjalanan ke situ yang selalu jadi cabaran yang mm... how can I say this... orgasmic? Yeah right!
Yes! Kanasta, bo!
*Citra Pariwara. Sebuah acara tahunan untuk menghargai karya-karya terbaik dari industri periklanan. "Berubah Wajib Hukumnya" adalah tema yang diangkat pada tahun ini. Mungkin gua juga dalam turbulence yang sama, bisa mirip dengan tema ini. Idih.
Yang satu sedang eneg dengan ke-Jakarta-an (Jakarta sebagai barometer gaya hidup dan kelangsungan hidup orang banyak, di Indonesia). Begah dengan pengaruh-pengaruh luar yang menuntut kita akhirnya menjadi lebih mirip dengan boneka ketimbang menjadi orang bule sekalipun. Konon akhirnya dia menemukan sebuah lorong di tahun 1940an dan mendapatkan 'kedamaian' di situ.[+]
Yang satu lagi.. Mmm.. Mungkin emang pada dasarnya dia tuh orang ndeso ya. Pun sedang dalam proses pencarian sesuatu yang pure. Pure yang hanya bisa dimengerti kalau dicerna. Bukan tampilan kulit telanjang atau semata-mata melepaskan atribut kematerialistisan untuk bisa dibilang sederhana atau decent. Yang kalau bahasa canggihnya "It takes one to know one".[+]
Gua senang sekali dengan kegelisahan mereka. Ada spirit ke-endonesa-an yang kental di situ. Ada sebuah kerinduan yang mendasar dari kegelisahan tadi. Kerinduan untuk menjadi diri sendiri. Menjadi orang bernegeri masa kini.
Yoi. Masa kini. Yang tidak mesti mengacu pada pelajaran PSPB. Atau memulai sebuah kalimat spanduk : "Dengan Semangat... Mari Sukseskan.." Sudah mengenal kopi Starbucks dan masih minum tubruk. Bisa berbahasa Inggris tanpa harus jadi orang asing. Dan mulai melihat angkot sebagai fungsi, tidak gengsi.
Dan lebih serunya lagi, dari kegelisahan-kegelisahan ini, akan lahir gagasan baru. Tidak selalu penting apa hasilnya. Namun perjalanan ke situ yang selalu jadi cabaran yang mm... how can I say this... orgasmic? Yeah right!
Yes! Kanasta, bo!
*Citra Pariwara. Sebuah acara tahunan untuk menghargai karya-karya terbaik dari industri periklanan. "Berubah Wajib Hukumnya" adalah tema yang diangkat pada tahun ini. Mungkin gua juga dalam turbulence yang sama, bisa mirip dengan tema ini. Idih.
6 Comments:
meet u at the end of the tunnel :)
gua juga lagi berubah...
kembali jadi diri sendiri lagi.
hehehe...
cheers, brotha.
life is not a race,
but a journey to be savoured
each step of the day
hp gw msh sama..
bukannya tiap natal lo krm sms??
ato jgn2 no. gw maen msk aja
ke list recipients.. :p
ampunnn bang..
(elf)
emang perlu anak2 endonesa seumuran kita yang berani mengakui kalo dia 'cinta endonesa'.
bukan hanya membeo tapi hati mendua
*naon*
"Berubah Wajib Hukumnya" adalah tema yang diangkat pada tahun ini.
Tapi, gue lebih percaya Ed Ved: Everything has chains...absolutely nothing's changed
Bucin:
Still swimming in a fish bowl, Cin?
Rangga:
Selama ini lu jadi Rangga di AADC ya? hihihi
Elf:
Jadi hasil tetep gak gitu penting dong?
Tolelojing:
Aku suka jaipong, kau suka disko. Oi..oi..oi.. ("oi-oi"nya membeo)
Pronx:
"Nothing ever changes unless there's some pain.."
Goodnight Song, Tears For Fears. :)
Post a Comment
<< Home