Hadiahnya adalah...
Apa yang kita dapat dari sebuah janji?
Apa yang kita dapat dari sebuah target yang terpenuhi?
Apa yang kita dapat dari sebuah karya yang baik?
Apa yang kita dapat dari sebuah strategi pitch yang baik?
Keempat pertanyaan di atas biasanya menghasilkan sesuatu yang positif. Tepat waktu, kepuasan, apresiasi dan kemenangan.
Agak berbeda dengan janji gua yang satu ini.
Di malam-malam suntuk pitching yang sepertinya akan selalu menjadi agenda hari-hari esok gua dan teman-teman di kantor, muncul sebuah ide yang mungkin bisa memecahkan kebosanan rutinitas pitching forever ini.
Gua berjanji akan mentraktir 2 gelas Starbucks ukuran venti bagi siapa yang bisa menebak kapan semua materi pitching ini akan rampung. Siapa saja yang bisa menebak paling dekat selisih waktunya akan menjadi pemenangnya.
Bisa ditebak reaksi dari teman-teman. Semuanya 'memasang taruhannya' seprediktif mungkin. Bahkan ada yang sangat optimis kalau kita bisa kelar satu setengah jam setelah sayembara ini diumumkan. Ada juga yang memasang target paling lama. Secara mungkin dia menyisakan ruang error buat segala kemungkinan. Huh! Play safe! :)
Seperti mendapat angin surga, ada sebuah spirit kompetisi yang terjadi. Semua pihak yang terlibat menjadi semakin bersemangat ingin menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Semua menjadi atentif. Mendadak teliti dengan setiap detail. Menjadi tak rela kalau harus melihat salah satu temannya yang akan menikmati 2 gelas kopi fusion itu 2 hari berturut-turut. Dan gua juga takjub sendiri akan reaksi mereka.
Benarkah hadiah itu adalah segalanya?
Yang bisa membuat kita bergerak. Terbangun dari kemalasan. Bersemangat menuju suatu tujuan. Termotivasi untuk menang.
Award, pamrih, kekuasaan, uang, kemenangan dan teman-teman kata yang bersahabat dengannya, menjadi ganjaran dari sekedar apa yang sudah kita berikan. Dan apa yang harus kita berikan.
Mengajak kita melihat sesuatu dari sudut pandang lain dari sekedar kewajiban.
Akankah di setiap kehidupan kita harus bertuju pada hal itu?
Mudah-mudahan semua tujuan itu haruslah tujuan yang baik.
Apa yang kita dapat dari sebuah target yang terpenuhi?
Apa yang kita dapat dari sebuah karya yang baik?
Apa yang kita dapat dari sebuah strategi pitch yang baik?
Keempat pertanyaan di atas biasanya menghasilkan sesuatu yang positif. Tepat waktu, kepuasan, apresiasi dan kemenangan.
Agak berbeda dengan janji gua yang satu ini.
Di malam-malam suntuk pitching yang sepertinya akan selalu menjadi agenda hari-hari esok gua dan teman-teman di kantor, muncul sebuah ide yang mungkin bisa memecahkan kebosanan rutinitas pitching forever ini.
Gua berjanji akan mentraktir 2 gelas Starbucks ukuran venti bagi siapa yang bisa menebak kapan semua materi pitching ini akan rampung. Siapa saja yang bisa menebak paling dekat selisih waktunya akan menjadi pemenangnya.
Bisa ditebak reaksi dari teman-teman. Semuanya 'memasang taruhannya' seprediktif mungkin. Bahkan ada yang sangat optimis kalau kita bisa kelar satu setengah jam setelah sayembara ini diumumkan. Ada juga yang memasang target paling lama. Secara mungkin dia menyisakan ruang error buat segala kemungkinan. Huh! Play safe! :)
Seperti mendapat angin surga, ada sebuah spirit kompetisi yang terjadi. Semua pihak yang terlibat menjadi semakin bersemangat ingin menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Semua menjadi atentif. Mendadak teliti dengan setiap detail. Menjadi tak rela kalau harus melihat salah satu temannya yang akan menikmati 2 gelas kopi fusion itu 2 hari berturut-turut. Dan gua juga takjub sendiri akan reaksi mereka.
Benarkah hadiah itu adalah segalanya?
Yang bisa membuat kita bergerak. Terbangun dari kemalasan. Bersemangat menuju suatu tujuan. Termotivasi untuk menang.
Award, pamrih, kekuasaan, uang, kemenangan dan teman-teman kata yang bersahabat dengannya, menjadi ganjaran dari sekedar apa yang sudah kita berikan. Dan apa yang harus kita berikan.
Mengajak kita melihat sesuatu dari sudut pandang lain dari sekedar kewajiban.
Akankah di setiap kehidupan kita harus bertuju pada hal itu?
Mudah-mudahan semua tujuan itu haruslah tujuan yang baik.
6 Comments:
sepertinya sudah terpola sejak kecil. belajar yang bener, kalo naik kelas dibeliin sepeda. kalo puasanya penuh, dapat duit pas lebaran. injek2in bokap, dapet duit. beliin nyokap sayur di warung, kembaliannya buat kita. tanpa disadari mentalitas kita sudah terbentuk untuk selalu mencari "penghargaan" dibalik sebuah perjuangan. ketika ada yang berjuang semata-mata demi dedikasi dan totalitas serta kepuasan diri sendiri, kita justru curiga... ada yang nggak bener dengan orang itu. :)
Kayaknya ada yang berjanji mau ngasih gue DVD apaaa gituuuwww... :P
BTW, di gedung BRI 2 hari ini baru dibuka
cabang Starbucks ke-40 loh... ;)
Bucin,
"ketika ada yang berjuang semata-mata demi dedikasi dan totalitas serta kepuasan diri sendiri, kita justru curiga... ada yang nggak bener dengan orang itu. :)"
Itu presiden, Cin!!
Gimana sih lu?!!
qeqeqe
Alia,
iye, gua masih inget. :)
kalo dari cerita lo ini, fungsi hadiah itu lebih kyk p'bangkit semangat aja, bukan krn males atau ada pamrihnya.
katanya loe mau kasih gua hadiah kalo gua komen?
ihiks.
ga ada yang tanpa pamrih di dunia ini...orang beribadat aja punya pamrih buat dapat pahala...iya ga?
Post a Comment
<< Home