Monday, June 05, 2006

Yogyakarta, Lagu Tak Bertuan.

"Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu.."

Entah apa yang ada di pikiran Katon, Lilo dan Adi ketika mengarang lagu 'Yogyakarta' itu. Bertahun-tahun mendulang sukses sebagai lagu kebanggaan yang dipakai di hampir setiap penutupan konser mereka. Berikut di hati para pendengarnya juga lagu ini mempunyai makna melodi tersendiri.
Kini lagu itu dikumandangkan dengan semangat prihatin. Kalau pun tersirat sebuah nostalgia, mungkin nostalgia yang memilukan. Sebagian besar daerah kota kesayangan itu sekarang telah menjadi puing-puing.

Di kesempatan lain, salah satu penyanyi favorit gua, Ebiet G Ade juga sempat mengeluhkan lagu-lagunya yang sering dipakai menjadi anthem sebuah bencana. Sepertinya dia tidak menyangka lagunya akan dikumandangkan sebagai media kepedihan dari setiap bencana yang terjadi. Bukan begitu niatnya, mungkin.

Mungkin perenungan yang sama dialami John Lennon dengan 'Imagine'-nya atau R.E.M. dengan 'Everybody Hurts'. Belum tentu mereka setuju atau bahkan meramalkan lagu mereka nantinya akan mewakili tangis berjuta umat.

Namun begitulah lagu. Lagu sedih sekalipun.
Ketika nada, ritme dan nyanyiannya bisa mewakili suatu perasaan. Seperti tak bertuan lagi, lagu itu sudah bisa mewakili perasaan yang ada. Suasana apa pun, siapa pun. Bukan lagi milik penciptanya. Sekali saja lagu tersebut berkumandang dan didengarkan oleh telinga manusia, lagu tersebut sudah lahir menjadi persepsi-persepsi baru bagi pendengarnya.

Jadi kalau kali ini Yogyakarta berkumandang tangis. Besok bisa jadi sebuah kenangan manis lagi.

Mari kita doakan.

"Izinkanlah aku untuk slalu pulang lagi..
bila hati mulai sepi tanpa terobati"

Yogyakarta, Kla Project.

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Dik.. haru itu gak hanya setangkup kala kita liat sendiri mata-mata sayu.. setiap kali ada yg melintas di deket tenda2nya.. Temenku kah ??? atau saudaraku kah ??? yg akan meringankan beban yang cukup berat ini ??? begitu kira2 yg mereka pikirkan. Kebahagiaan bagi mereka barangkali "bullshit"... rumah ancur, harta abis.. sanak saudara tewas, masa depan ??? jangan ngomongin itu dulu deh.. (batin mereka). Tapi kewajiban kita pula untuk membangkitkan kembali semangat hidupnya, masa depannya.. "tengoklah ke dalam..." kata Ebiet G. Ade... korban harta, rumah, bahkan nyawa sebanyak itu gak akan berati apapun bagi kita... Jika tidak mampu menggerakkan pendulum hati ke arah yg lebih baik.... semoga..

Salam,
dari lokasi bencana

Tuesday, June 06, 2006 10:19:00 am  
Anonymous Anonymous said...

Apalah sebuah lagu itu
bila bukan segenggam emosi dalam
yang terangkai dalam untaian nada?

Tuesday, June 06, 2006 11:26:00 am  

Post a Comment

<< Home