Ketika (Umumnya) Manusia Menjadi Bodoh.
Ekspresi mukanya seperti terangsang. Tegang. Mulut sedikit terbuka. Mangap. Mata nanar. Sesekali nanti tangannya mengepal dan mengangkat tinju. Kakinya pun kejang. Seperti tersengat adrenalin ecstasy tinggi. Seperti seks mungkin.
Di hadapannya bukan lawan jenis yang menggairahkan atau sexy.
Melainkan 22 orang yang sedang menendang-nendang bola. Dari tengah ke belakang, lantas maju, kiri dikit, yak! lambung tengah, oper depan, dipotong lawan, berebut, tackle, sakit, marah, protes.
Mungkin kartu kuning, mungkin kartu merah, tergantung wasit, wasit juga sering goblok, kata mereka. Yang paling pintar pasti penonton. Komentatornya pun sering dibilang goblok dan sering memihak.
Dan ketika si bola bundar itu menembus jaring, ini lebih parah.
Dia, dia, mereka, teman-teman mereka, tetangga mereka, saudara-saudara mereka DAN JUGA GUA, bisa berteriak lebih kencang lagi. Menghamburkan kacang di meja. Kepal tinju tadi bisa benar-benar mengenai sasaran terdekat dan liar. Mendadak menjadi penari kuda lumping tanpa disuruh 'tuannya'. Membuka kaleng bir satu lagi sebagai celebration. Bisa-bisa lebih mabuk lagi.
Mengejek-ejek lawan. Meng-sms teman-teman, entah itu dukungan atau.. ejekan lagi! Juga sibuk melirik penunjuk waktu, akankah segera berakhir atau masih bisa kalah.
Ketika menang, akan menjadi pembicaraan sepanjang 7 turunan.
Doktrin semua kolega, saudara dan keturunan, tentunya. Umbar terus nama-nama andalan. Ceritakan kembali kecanggihan teknik, trik, strategi dan formasi. Biar semuanya tahu tentang pahlawan ini, walau bukan diri sendiri.
Ketika kalah, pun akan menjadi pembicaraan sepanjang 7 turunan.
Dikritiklah pelatihnya. Disalahkanlah wasitnya. Kalau pun pemainnya yang kurang baik, pasti ada alasan di balik itu. Cedera, dicederakan lawan, dicurangi lawan atau memang hanya akan dilupakan di musim depan. Agak sulit mengakui "anak saya memang tidak menang".
Sihir sepakbola memang selalu ajaib. Membuat tolol semua logika. Membuat bumi bundar menjadi petak hijau. Tidak ada politik, tidak ada perang, tidak ada warna kulit. Bukan negara adikuasa, negara berkembang, negara miskin atau Amerika sekalipun.
Dunia seperti bersatu dengannya.
Berbicara satu hal: Ole! Ole! Ole!
Di hadapannya bukan lawan jenis yang menggairahkan atau sexy.
Melainkan 22 orang yang sedang menendang-nendang bola. Dari tengah ke belakang, lantas maju, kiri dikit, yak! lambung tengah, oper depan, dipotong lawan, berebut, tackle, sakit, marah, protes.
Mungkin kartu kuning, mungkin kartu merah, tergantung wasit, wasit juga sering goblok, kata mereka. Yang paling pintar pasti penonton. Komentatornya pun sering dibilang goblok dan sering memihak.
Dan ketika si bola bundar itu menembus jaring, ini lebih parah.
Dia, dia, mereka, teman-teman mereka, tetangga mereka, saudara-saudara mereka DAN JUGA GUA, bisa berteriak lebih kencang lagi. Menghamburkan kacang di meja. Kepal tinju tadi bisa benar-benar mengenai sasaran terdekat dan liar. Mendadak menjadi penari kuda lumping tanpa disuruh 'tuannya'. Membuka kaleng bir satu lagi sebagai celebration. Bisa-bisa lebih mabuk lagi.
Mengejek-ejek lawan. Meng-sms teman-teman, entah itu dukungan atau.. ejekan lagi! Juga sibuk melirik penunjuk waktu, akankah segera berakhir atau masih bisa kalah.
Ketika menang, akan menjadi pembicaraan sepanjang 7 turunan.
Doktrin semua kolega, saudara dan keturunan, tentunya. Umbar terus nama-nama andalan. Ceritakan kembali kecanggihan teknik, trik, strategi dan formasi. Biar semuanya tahu tentang pahlawan ini, walau bukan diri sendiri.
Ketika kalah, pun akan menjadi pembicaraan sepanjang 7 turunan.
Dikritiklah pelatihnya. Disalahkanlah wasitnya. Kalau pun pemainnya yang kurang baik, pasti ada alasan di balik itu. Cedera, dicederakan lawan, dicurangi lawan atau memang hanya akan dilupakan di musim depan. Agak sulit mengakui "anak saya memang tidak menang".
Sihir sepakbola memang selalu ajaib. Membuat tolol semua logika. Membuat bumi bundar menjadi petak hijau. Tidak ada politik, tidak ada perang, tidak ada warna kulit. Bukan negara adikuasa, negara berkembang, negara miskin atau Amerika sekalipun.
Dunia seperti bersatu dengannya.
Berbicara satu hal: Ole! Ole! Ole!
4 Comments:
emang ada apa sih, kok tiba2 ngomongin bola?
*bingung*
Men....
*rolls eyes with a flirty smirk*
=P
seperti seks ya?...huehuehuehe....you are absolutely right!
-fisto
http://fistonista.net
iya emang, nih.
gue juga jadi salah satu korban sihir. mengerikaan!!
sampe diketawain misua... *sigh*
Post a Comment
<< Home