Monday, June 19, 2006

Sepakbola Sekali Lagi, Indonesia Lagi-Lagi.

Photobucket - Video and Image HostingSebut saja Tono atau Budi atau Slamet, Untung, Asep, Poltak atau nama-nama yang sangat Indonesia berjumlah sebelas orang sedang berdiri berjajar di lapangan rumput sedang mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan hikmat di salah satu opening pertandingan Piala Dunia entah tahun berapa.

Ini cita-cita. Hanya yang pesimis mengatakan mimpi. Dan hanya yang malas akan menanggapi sinis bahwa hal ini sangat mustahil terjadi. Disebabkan hal ini hal itu. Faktor ini dan itu.

Memang gizinya harus dibenahi. Pelatihannya harus lebih bener. Organisasinya harus lebih becus. Ngga harus ada politik di dalam tubuh olahraga. Juga tidak harus menjadi negara miskin agar bisa mempunya figthing spirit yang sangat tinggi.
Poin-poin orang-orang malas tadi bisa kita tambahkan sebagai poin yang harus diberesin, bukan malah dibahas ngga kejuntrungan bak lingkaran setan.

Layaknya sepakbola, tidak hanya berbicara tentang sepakbola itu sendiri. Selalu ada beyond point dari sepakbola. Bagaimana sebelas orang bisa membawa suka dan duka dalam waktu bersamaan. 90 menit yang mampu menghentikan aktifitas apa pun.

Gua teringat pada tahun 1998, beberapa demo seperti terbius tak berkutik dikarenakan pertandingan piala dunia. Entah akhirnya ngantuk karena begadang atau sudah tidak ada duit karena taruhan, kurang begitu jelas buat gua. Yang pasti kegiatan-kegiatan yang berpotensi membuat 'keributan' bisa teredam sejenak oleh sepakbola.

Gua rasa di dunia bagian lain juga begitu. Ada hal-hal yang bisa tereliminir dengan ajang bola tersebut. Dalam hal ini, hal-hal negatif tentunya.

Nasionalisme? Sudah pasti. Mau kata si Jawir, si Ucok, si Aheng atau si Sharuk Khan sekalipun, selagi dia bermain memakai seragam berbendera -dalam hal ini- merah putih, pastinya akan didukung rakyatnya. Sebut saja nama-nama atlet keturunan Tionghoa yang kita elu-elukan di partai bulutangkis sampai sekarang ini. Saudara bukan, kenal enggak, dimasalahin sering!

Dan satu hal lagi, olahraga (sepakbola) itu sehat!
Kalau tiba-tiba sekarang ini semakin banyak kegiatan sepakbola kampung, pertandingan antar kantor, atau sekedar mengenakan kaos sepakbola kesayangannya untuk merasa sehat, so be it! Filosofi sehat akan selalu berbuah baik sadar atau tidak. Sehat adalah ibadah, bahkan ada kalimat seperti itu.

Kembali pada cita-cita Indonesia di piala dunia tadi, mestinya dengan generasi kita yang sudah jauh lebih maju cara berpikirnya, kita bersama-sama bisa mewujudkannya. Apa yang generasi sebelumnya tinggalkan untuk kita toh adalah bentuk pembelajaran dari mereka buat kita. Kalau ada yang menganggap bodoh, silahkan. Tapi kalau kita toh tidak bisa membuat perubahan/pengembangan dari apa yang mereka buat, kita sama bodohnya dengan mereka.

Pun ini salah satu contoh kecil dari Indonesia kita tercinta ini.

6 Comments:

Anonymous Anonymous said...

yoi! setuju banget, dik!...emang harus mulai dari sekarang dan dari hal yang sekecilnya buat bisa ngebangun sepakbola indonesia kelas dunia...

fisto
http://fistonista.net

Monday, June 19, 2006 1:53:00 pm  
Anonymous Anonymous said...

Gue sempet kok kepikiran jadi pelatih bola dari pada ngurusin 'cat shit', tapi gak tau mulai dari mana. Si Jose Moron-ho aja bisa, padahal cuma sempet maen di tim keciiiiiiiil di Portugal dulu pas muda, sebelum pindah profesi jadi guru. Cuma, doi beruntung aja bisa jadi translator-nya Bobby Robson di Barca dan the rest is history.

Sapa tau kan gue bisa melahirkan pasukan menakutkan buat bikin tim kita jadi amat sangat ditakuti di Sea Games dulu, Tiger Cup, Asian Cup, baru deh ke World Cup. Sapa tau lho. Mau jadi asisten? :D

Monday, June 19, 2006 2:31:00 pm  
Blogger rangga said...

bola lagi???

ada apaaaaa sehhhh?

Monday, June 19, 2006 3:52:00 pm  
Blogger dikisatya said...

Fisto,
The man with the passion.

Pronky,
The man with the mission.

Rael Gabriel,
The man with the permission.

Rangga,
The man with the question.

I'm the man!
Hihihihi.

Monday, June 19, 2006 6:08:00 pm  
Blogger loucee said...

a little summary of our little conversation last time, eh?
kamu aku pijetin lagi aja deh.. mau yaa? yaa? yaaaa?? :)

Tuesday, June 20, 2006 4:49:00 pm  
Blogger Bucin said...

Sebelum mentalitas "cepat puas" yang membutakan 'mayoritas penghuni negara kepulauan ini' dihilangkan, pentas dunia cuma akan selalu cuma jadi mimpi dan obsesi.

Wednesday, June 21, 2006 7:53:00 am  

Post a Comment

<< Home