Tuesday, March 29, 2005

Cuh..Cuih! Phueh!!

Duluuu banget, gua sangat tertarik akan sesuatu yang konyol. Adegan-adegan Warkop DKI benar-benar suatu suguhan yang menghibur. Dan kalau bisa menirukannya di kehidupan sehari-hari. (Belum sampai era rok mininya lho ya).

Tapi kemudian bosen. Pengen sesuatu yang lebih seru. Memberontak salah satunya. Dicarilah figur-figur keras dalam felem-felem atau majalah. Mulailah berpakaian kotak-kotak flanel. Muka dibuat sungut. Pilihan kata diusahakan menjadi acuh. Cuh. Cuih! Phueh!!

Dasar emang kencur, mulailah menghadapi kenyataan dengan labil. Yang penting terlihat cool. Sampai lambat laun mulai menyadari ketololan-ketololan itu. Dengan sedikit gengsi, dipadukan dengan teori-teori pembenaran. Waktu itu Cuma itu yang keliatan. Ato nggak, Cuma itu yang mau kita liat.
Dimulai lagi phase kegilaan-kegilaan. Kali ini sedikit berisi. Pilihan katanya pun sudah agak berbau filosofis, teoritis, belum kompromi. Belum ngerti yang gituan.

Kekonyolan, sok seru-seru-an, kegilaan-kegilaan absurd pun mulai dilihat dengan senyuman tipis. Biasanya lewat satu perenungan agak lama. Lamaaa banget. Zona kompromi sudah mulai mengambil alih phase-phase itu. Kenyataan harus dikombinasikan dengan logika-logika sinting tadi agar tetap survive. Tidak lagi hantam kromo. Harus pake matematika. Sebab akibat. Situ jual, sini beli. Mendadak semua pelajaran-pelajaran di bangku sekolahan harus kembali diingat-ingat. Misalnya, kenapa jatuh dari tempat yang tinggi lebih fatal daripada tempat yang rendah. Sesederhan itu saja kan? Tapi ngebingungin. Cuih. Phueh!

Nah ya, sekarang gua pengen tau apakah suatu saat nanti gua bisa tersenyum tipis lagi kalo sudah menemukan formula baru dari.. Hhh.. Hidup.

Awas kalo nggak!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home