Monday, March 14, 2005

SMS, Kemerdekaan dan Fiskal

Masih ingat gak? Suatu hari di tahun 2000, kita di Indonesia ini sudah dapat ber-SMS-ria kepada teman-teman yang menggunakan operator berbeda. Lintas operator, begitu dulu judulnya.

Hari itu bagai hari kemerdekaan tersendiri bagi kita. Gimana nggak, yang biasanya hanya bisa berkaum dengan sesama operator, kini bisa berhubungan dengan siapa saja. Tidak ada batasan "eh.. Ntar dulu, dia kan pake operator ini, ya udah telpon aja kalo gitu..". Atau "kamu langganan operator ini aja.. Biar Papa bisa sms..".

Dan fitur-fitur canggih pada ponsel kita pun bisa langsung berkinerja dengan lebih baik. "Mr&Ms MissCall" pun tidak begitu populer lagi (walaupun masih ada saja yang seperti itu). Tergantikan dengan "Send to Many", "Caller Groups" atau sekarang "Contribution list".

Sejak saat itu, inbox di ponsel gua selalu berisi tentang informasi yang beragam. Dari urusan pacaran, joke-joke berantai ngga jelas (but fun), janji sana sini sampe janji ketemuan di Zanzi. (Silahkan, yang mau ketawa..). Yang pasti segala informasi dan kebutuhan dapat berfungsi melalui SMS lintas operator ini.

Nah, belakangan ini kita diributkan dengan penghapusan Fiskal yang tak kunjung tiba kejelasannya. Fiskal, dana sebesar 1 juta rupiah yang harus dibayarkan ke negara apabila kita bepergian keluar negeri. Dulu ketika peraturan ini dikeluarkan konon untuk mengurangi gencarnya orang-orang bepergian ke luar negeri untuk alasan-alasan yang tidak begitu penting. Konon, shopping. Jadi kalau kita mau ke luar negeri si satu juta ini sudah pasti dibebankan ke setiap individunya (bahkan bayi). Menjadi berat memang.

Sekarang peraturan itu akan dihapuskan. Tentu saja gua akan sangat mendukung kebijakan tersebut. Bayangkan saja, kita bisa lebih leluasa berkunjung ke negeri orang. Melihat-lihat wawasan paling mutakhir saat ini. Membanding-banding nilai yang dapat dipersaingkan. Mengenal bangsa lain agar kita (mungkin) lebih bisa mengenal diri sendiri. Bahkan memulai bisnis sekecil apa pun. Belajar dari yang sudah maju. Lantas kita jadikan oleh-oleh sepulangnya ke tanah air tercinta ini. TKI saja bisa pulang beli tanah di kampung.

Gua yakin banyak sekali faedah yang bisa kita dapat dari penghapusan Fiskal ini. Tak lagi urusan shopping belaka. Toh di sini kita bisa shopping dengan standart yang sama dengan negeri lain. (Tau kan? Kita sudah memproduksi barang-barang untuk dijual di luar negeri? Baju-baju FO gua salah satu contohnya).

Semoga saja Fiskal itu dihapuskan. Untuk kita juga, bangsanya.

ps. Kenny, may you make it to England.
"It's in the way you're always hiding from the light
See for yourself you have been sitting on a time bomb
No revolution maybe someone somewhere else
Could show you something new about you and your inner song"
Break It Down, Tears For Fears

1 Comments:

Blogger glenn_marsalim said...

walau fiskal turun,
gue tetep gak kuat ke luar negeri.
abis nilai mata uang kita gak ada nilainya.
jadi tetep aja gue di rumah...
hehehehehe

Monday, March 14, 2005 2:46:00 pm  

Post a Comment

<< Home