Usang
Dulu kami menyayembarakannya sebagai sebuah himne identitas diri. Masing-masing beradu kreatifitas memberikan yang terbaik untuk sebuah wujud persatuan sebuah kumpulan. Golongan. Kasta. Kebanggaan.
Ketika memakainya, dada mendadak membusung. Ketika orang melihat kami memakainya, pongah pun tak terelakkan dari muka kami. Ucapan gila sekalipun tak bisa melunturkan semangat yang membungkus badan-badan kami.
Setahun berlalu. Kami, atau paling tidak aku masih memakainya. Masih segar dalam ingatan dan darah: "Ini asalku." Wajah-wajah tadi pun masih kental dalam browser memori. Belum ada yang langsung memanjangkan rambutnya sampai sepuluh senti. Tidak. Tidak secepat itu. Belum ada yang berubah.
Lima tahun berlalu. Aku masih memakainya. Kali ini untuk tidur. Maklum, warnanya sudah putih tua. Sablonannya juga memudar. Sesekali saja memori tadi mengingatkan senyum, lantas kemudian terlelap tidur. Capek. Dunia ini berwarna sekali. Dan dia jelas sudah ketinggalan zaman. Dan.. ya.. aku sudah tertidur...
Hampir sepuluh tahun sudah sekarang. Masih saja kupakai tidur. Tidak ada lagi memori. Hanya saja dia selalu setia menunggu di lemari untuk kutiduri. Andai ketika tidurku, dia bisa sekali saja merebut ingatanku untuk dia, bercerita sedikit tentang masa lalu. Golongan. Kasta. Kebanggaan..
Namun kau telah menyempit atau aku yang menggendut. Kerahmu tak lagi menyeka keringatku. Warnamu tak bisa juga disebut vintage. Dan ketika tidur, sering kau undang angin masuk ke tubuhku. Menggangu nyenyak lelahku. Atau sekedar memperlambat harapan pagiku.
Aku tak lagi layak bersamamu. Kau kusimpan saja untuk cerita anak-anakku. Tak bisa juga kau serap deterjen dari lantai-lantai itu. Atau kilauan semir mobilku akan merasa hina oleh usapanmu.
Diamlah di situ. Di lemariku.
• Tentang kaos almamater dan idola-idola yang jatuh..tuh!
I guess I'm a record you're tired of
I guess we're just older now
I guess I'm a toy that is broken
I guess we're just older now
Broken Toy, Keane.
Ketika memakainya, dada mendadak membusung. Ketika orang melihat kami memakainya, pongah pun tak terelakkan dari muka kami. Ucapan gila sekalipun tak bisa melunturkan semangat yang membungkus badan-badan kami.
Setahun berlalu. Kami, atau paling tidak aku masih memakainya. Masih segar dalam ingatan dan darah: "Ini asalku." Wajah-wajah tadi pun masih kental dalam browser memori. Belum ada yang langsung memanjangkan rambutnya sampai sepuluh senti. Tidak. Tidak secepat itu. Belum ada yang berubah.
Lima tahun berlalu. Aku masih memakainya. Kali ini untuk tidur. Maklum, warnanya sudah putih tua. Sablonannya juga memudar. Sesekali saja memori tadi mengingatkan senyum, lantas kemudian terlelap tidur. Capek. Dunia ini berwarna sekali. Dan dia jelas sudah ketinggalan zaman. Dan.. ya.. aku sudah tertidur...
Hampir sepuluh tahun sudah sekarang. Masih saja kupakai tidur. Tidak ada lagi memori. Hanya saja dia selalu setia menunggu di lemari untuk kutiduri. Andai ketika tidurku, dia bisa sekali saja merebut ingatanku untuk dia, bercerita sedikit tentang masa lalu. Golongan. Kasta. Kebanggaan..
Namun kau telah menyempit atau aku yang menggendut. Kerahmu tak lagi menyeka keringatku. Warnamu tak bisa juga disebut vintage. Dan ketika tidur, sering kau undang angin masuk ke tubuhku. Menggangu nyenyak lelahku. Atau sekedar memperlambat harapan pagiku.
Aku tak lagi layak bersamamu. Kau kusimpan saja untuk cerita anak-anakku. Tak bisa juga kau serap deterjen dari lantai-lantai itu. Atau kilauan semir mobilku akan merasa hina oleh usapanmu.
Diamlah di situ. Di lemariku.
• Tentang kaos almamater dan idola-idola yang jatuh..tuh!
I guess I'm a record you're tired of
I guess we're just older now
I guess I'm a toy that is broken
I guess we're just older now
Broken Toy, Keane.
1 Comments:
Buang aja Dik. Kenangan yang tetap warna-warni di kepala nanti rusak sama realitas yang makin memudar itu.
Biar hidup berjalan seperti apa-adanya. You live, you f*** then you die.
Post a Comment
<< Home