Manusia Kawin, (punya) Anak dan Mati.
Mbak NK adalah figur yang sangat dihormati di lingkungan gua. Selain bersuamikan seorang pendeta, nasihat-nasihat dan tutur katanya kerap membuat kami bisa sedemikian 'patuh' olehnya. Maklum, di lingkungan gua yang cenderung bengal, figur seperti ini akan sangat mudah melejit menjadi tokoh panutan.
Namun hari itu dia tampak risau sekali. Baru saja dia mendapat kabar bahwa ayahnya sedang sakit. Tapi bisa ditutupinya kekhawatirannya. Sepertinya apa yang pernah dinasihatkan kepada kami saat ini tidak begitu berlaku. Biar bagaimana pun, ketika mengalaminya sendiri rasanya di setiap relung kejujuran kita sangatlah manusia. Sangat jujur. Sangat takut.
Ada juga kisah seorang bapak yang dengan gigihnya mendidik anaknya menjadi sosok yang idaman. Dalam artian yang soleh, berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa dan negara. Tidak berarti harus macho atau cantik. Jagoan berantem atau nyanyi. Atau Mas Boy dan Mbak Vera bahkan.
Yang sebenarnya ketika mau jujur, tidaklah gampang menerapkannya. Mengingat masing-masing manusia itu mempunyai perjalanannya sendiri. Tanggung jawab dan pengalaman sering sekali berbenturan dalam pelaksanaannya. Kondom sudah harus mendapat tempat pada sebuah pembahasan orang tua dan anak sebelum akhirnya ditempatkan pada tempatnya.
Sahabat gua, teman dekat gua dan beberapa orang yang gua kenal juga sampai sekarang masih dihantui isu klasik. Di umur yang sudah sangat umum dipertanyakan, mereka belum -mau, pengen, bisa- kawin. Tak perlu kita yang menanyakan, bagi yang belum menyeberangi fase hidup yang satu ini pasti sudah terngiang di kepalanya. Kalau pun ada teori yang bisa membenarkan keberadaan mereka sekarang, sudah pasti itu pembenaran. Atau paling nggak teori manusialah.
Karena Tuhan tidak punya teori.
Nggak pernah kita tahu kapan kita akan mati. Hanya Dia yang berkehendak.
Seberhasil-berhasilnya kita mendidik anak mau pun anak didik, pun tidak lepas dari kesediaan Dia merestui apa yang kita rencanakan.
Apalagi kawin! Jodoh memang di tangan Tuhan. Jadi jangan berserah.
Kalau udah begini, rasanya celoteh si Ringgo di iklan itu jadi ngada-ngada ya...
Namun hari itu dia tampak risau sekali. Baru saja dia mendapat kabar bahwa ayahnya sedang sakit. Tapi bisa ditutupinya kekhawatirannya. Sepertinya apa yang pernah dinasihatkan kepada kami saat ini tidak begitu berlaku. Biar bagaimana pun, ketika mengalaminya sendiri rasanya di setiap relung kejujuran kita sangatlah manusia. Sangat jujur. Sangat takut.
Ada juga kisah seorang bapak yang dengan gigihnya mendidik anaknya menjadi sosok yang idaman. Dalam artian yang soleh, berbakti kepada orang tua, berguna bagi bangsa dan negara. Tidak berarti harus macho atau cantik. Jagoan berantem atau nyanyi. Atau Mas Boy dan Mbak Vera bahkan.
Yang sebenarnya ketika mau jujur, tidaklah gampang menerapkannya. Mengingat masing-masing manusia itu mempunyai perjalanannya sendiri. Tanggung jawab dan pengalaman sering sekali berbenturan dalam pelaksanaannya. Kondom sudah harus mendapat tempat pada sebuah pembahasan orang tua dan anak sebelum akhirnya ditempatkan pada tempatnya.
Sahabat gua, teman dekat gua dan beberapa orang yang gua kenal juga sampai sekarang masih dihantui isu klasik. Di umur yang sudah sangat umum dipertanyakan, mereka belum -mau, pengen, bisa- kawin. Tak perlu kita yang menanyakan, bagi yang belum menyeberangi fase hidup yang satu ini pasti sudah terngiang di kepalanya. Kalau pun ada teori yang bisa membenarkan keberadaan mereka sekarang, sudah pasti itu pembenaran. Atau paling nggak teori manusialah.
Karena Tuhan tidak punya teori.
Nggak pernah kita tahu kapan kita akan mati. Hanya Dia yang berkehendak.
Seberhasil-berhasilnya kita mendidik anak mau pun anak didik, pun tidak lepas dari kesediaan Dia merestui apa yang kita rencanakan.
Apalagi kawin! Jodoh memang di tangan Tuhan. Jadi jangan berserah.
Kalau udah begini, rasanya celoteh si Ringgo di iklan itu jadi ngada-ngada ya...
"And I find it kind of funny
I find it kind of sad
The dreams in which I'm dying
are the best I've ever had
I find it hard to tell you
I find it hard to take
When people run in circles
It's a very very ..."
Mad World, Tears For Fears.
I find it kind of sad
The dreams in which I'm dying
are the best I've ever had
I find it hard to tell you
I find it hard to take
When people run in circles
It's a very very ..."
Mad World, Tears For Fears.
6 Comments:
Haruskah nikah?
Mungkin aku akan nikah,
mungkin juga enggak.
Di dunia yang ajaib ini, nikah itu cuma sekedar label sih.
Bagi aku sih yang penting komitmen dan kejujuran aja.
::aliayangbelumtaumaunikahatauenggak::
Jodoh di tangan Tuhan...
And as we all know, He's the greatest comedian ever...
i'm kinda miss the subject here. is it only me?
komen dari meli:
biasanya emang ngasih nasehat itu lbh enak
dibanding mengalami sendiri
Alia:
Yoi. Kita punya kebebasan memilih dan berdefinisi.
Rangga:
Ironically, we often whine about it...
Bucin:
Try reading again. :)
Meli:
UEMBEEEEER
already read it again, still missing the subject. i guess it's me.
ps.
katanya kreatip, mosok nulis komen nyontek :p
Post a Comment
<< Home