Wednesday, August 03, 2005

Cerita Tentang Dia

“Tuhan, uang Ade tinggal 20 ribu. Kita bagi dua aja yah. Sepuluh untukMu, sepuluh untukku, buat makan besok.”

Kurang lebih itulah yang diucapkan Ade ketika hendak memberi persembahan di gereja hari Minggu itu. Dengan kepasrahannya kepada Tuhan dia memberi segenap yang dia mampu. Walau saat itu dia sedang bokek berat.

Keesokan harinya, di hari Senin, sesuatu yang menggembirakan terjadi. Uang Ade yang tinggal 10 ribu tadi berbuah menjadi 100 ribu. Sepuluh kali lipat. Seseorang baru saja memberinya rejeki tanpa maksud meminjamkan atau pun membayar hutang.

Keajaiban? Hanya Tuhan yang tahu.

Cerita itu yang gua ingat sampai sekarang. Bertahun-tahun sudah gua tidak bertemu dengan Ade. Dan bahkan sebenarnya gua tidak begitu mengenal siapa Ade. Hingga beberapa waktu lalu kita ketemu lagi.

Gua pun menghampiri Ade untuk sekedar bersilaturahmi. Menyodorkan tangan sambil tersenyum, “Mudah-mudahan masih ingat ama gua.” Satu, dua detik dia terdiam sambil mengingat-ingat kembali siapa gua. Bak mendapat pencerahan dia pun tersenyum balik pertanda dia masih ingat muka gua. Mencoba-coba beberapa nama namun masih salah. Sambil akhirnya gua nyebutin nama gua. Pun dia tidak terlalu ngeh. Tapi yang pasti dia ingat kalau kita pernah ketemu dan saling kenal.

Gua juga tidak terlalu peduli dengan silaturahmi tadi. Yang pasti gua diingatkan kembali akan cerita 20 ribu itu.

Cerita tentang kepasrahan.
Cerita tentang berkat.
Cerita tentang Dia.

Thank you, De.

2 Comments:

Blogger glenn_marsalim said...

thanks juga diki for sharing this inspiring story.

Wednesday, August 03, 2005 9:27:00 am  
Anonymous Anonymous said...

bagus banget ceritanya...
i like your writing style too :)
'lam kenal yah! ^^

Thursday, August 04, 2005 6:12:00 am  

Post a Comment

<< Home